Senin, 05 Agustus 2013

Kepadamu Motivatorku, Terimakasih

Kalau kalian bertanya kenapa saya suka menulis? alasannya sederhana; menulis adalah bagian dari hidup saya. Karena saya memahami, kehidupan tak melulu soal realita tapi juga fiksi. Kalau ada yang bertanya, "kamu mau jadi penulis?" saya hanya bisa mengaminkannya dalam hati atau kadang dalam lisan, cukup tersenyum lantas menganggukkan kepala.
Menulis adalah cita-cita saya sejak saya kelas tiga esde. Dulu, sebelum tidur ibu saya suka bercerita, bukan dongeng. Melainkan kisah-kisah yang tokoh-tokohnya diimajinasikan sendiri oleh Ibu. Mendengar ceritanya sebelum tidur, membuat saya senang bermain-main imajinasi. Bahkan sebelum Ibu memulai kebiasaannya untuk bercerita, semenjak kelas tiga saya sudah tertarik dengan dunia tulis menulis.
Berhubung dulu belum ada fasilitas menulis seperti sekarang( baca; laptop) jadi saya lebih sering menulis-nulis dikertas kosong. Atau kertas apa pun, yang penting saya bisa mencoret-coretkan imajinasi di dalamnya.
Setiap kali ditanya hobi, saya pasti akan menjawab "baca dan menulis." lalu seorang guru pernah bertanya, "buku pelajaran ya?" saya menggeleng tegas. "Bukan! Buku cerita!".
Dan kebiasaan menulis itu pun masih berlanjut sampai sekarang. Tentu saja, banyak hal dan kesempatan yang sering saya lewatkan dalam dunia kepenulisan. Saya ini tipikal orang yang tidak punya rasa percaya diri tinggi, sering gengsi. Jadi, begitu ada ajang kepenulisan di tingkat smp atau forum-forum umum lainnya, biasanya nyali saya sudah menipis. Menciut.
Beberapa teman dan kerabat pernah  berkata, "kenapa nggak coba dikirim di majalah atau koran lokal aja? Siapa tahu dipublik?"
Mendengar kata-kata publikasi sebuah karya saja, kupu-kupu di kepala saya sudah penuh sesak berterbangan. Bayangkan, apa yang lebih membahagiakan bagi seorang penulis selain karyanya diapresiasi, dinikmati, lalu disana tertera namanya sebagai tokoh penciptanya? Sungguh, kebahagiaan dari mereka yang menulis sebenarnya sederhana.
Tapi hingga saat ini saya belum mencobanya. Saya masih harus terus belajar. Menulis dan menulis. Lagi, saya menulis adalah untuk diri saya sendiri. Untuk sesuatu yang melegakan jiwa saya ketika saya menulisnya. Soal seberapa puas seorang pembaca terhadap karya saya itu adalah urusan kesekian. Selebihnya saya menyerahkan pada mereka untuk mengapresiasi sendiri. Simple.
Seperti yang pernah Dee bilang, "Saya menulis apa yang ingin saya baca, bukan apa yang ingin mereka tulis."
Jadi, terimakasih untuk kalian semua yang sudah berbaik hati mengunjungi blog saya yang super sederhana ini. Membaca beberapa postingan yang saya tulis, memberi apresiasi yang membuat saya sedikit lebih bangga atas apa yang sudah saya tulis. sungguh terimakasih.
Terimakasih untuk setiap masukan, kritik dan saran. Untuk setiap kata motivasi dan semangat untuk tetap terus menulis. Yang bersikeras meyakinkan saya bahwa tulisan saya layak baca ketika saya berpikir tulisan saya tidak sebagus tulisan lain. Guys! kalian adalah semangat saya! 
Teman-teman sepuluh bhe, khususnya yang sering membaca tulisan saya; aqshal, syafa, faris, arum, rika, vio, abed juga yang lainnya. Pun meski tidak membaca apa yang tulis, saya tahu kalian semua adalah motivator saya untuk menulis.
Kalau kalian tahu, disaat saya mulai malas menulis, kehilangan semangat merangkai kata-karena kalian dan apa yang kalian motivasikan-membuat saya seketika bangkit lagi. Lalu menulis dan menulis lagi. begitu seterusnya.
Maka, apa yang lebih membahagiakan dari memiliki teman-teman sebaik dan sehebat kalian? Kalian adalah teman-teman saya yang baik, terimakasih. Sekali lagi terimakasih.
Saya masih akan terus menulis, entah apa profesi saya kelak, entah akan jadi apa saya nantinya saya tetap akan terus menulis. Karena bagi saya, menulis bukanlah profesi, tapi kebutuhan.
Doakan saya, hingga suatu saat nanti kalian akan menemukan nama saya tertera ditumpukan buku-buku yang kalian baca. Dan saya bisa menyaksikan sendiri, ada nama saya disana-dibuku yang saya tulis itu-bak melihat bintang kejora, mata saya seolah bergemerlapan karena begitu terharunya. Suatu saat nanti. Pasti!
Ini juga sebagian dari mimpi, selama Tuhan masih menciptakan bulan untuk dipijaki astrounout, buat apa takut bermimpi!?
-----

Tadi sore, selepas memposting tulisan saya yang berjudul "Mengertilah Kamu Indah", beberapa komentar bermunculan. salah satunya adalah Faris, teman saya di kelas sepuluh bhe-sekaligus sohib saya berbuat keonaran juga kebadungan di kelas ( peace Ris! haha). Dia bilang minta ijin men-share postingan saya, katanya biar saya terkenal . haha, saya lantas tertawa cekikian sendiri. Mengiyakan komentarnya, lalu bilang terimakasih.
Setelahnya, dipostingannya yang berisi postingan saya tadi Febriana (lo harus bersyukur, disini gue gak manggil lo dengan sebutan L.... lagi) teman sekelas saya yang sama gilanya dengan saya-sekaligus partner paling setia saya bermain poker dibelakang kelas-ikut berkomentar. 
Dia menuliskan link blog saya, lalu mendoakan saya biar jadi penulis sukses. Saya sungguh terharu, lalu mengaminkan doanya. Masih saya baca disana sebuah komentar Faris, yang membuat saya sedikit keki, katanya "dilogika ajadeh, cewek tomboy bisa bikin notes kayak gitu? heran aku." saya lalu menghela napas pendek, antara senang dan sedih, kurang peminim apa aku iniii? aku seksi begini dibilang tomboy? *maaafamnesia*
Baikalah. Inti dari posting ini sebenarnya adalah ucapan terimakasih. Tidak mungkin saya menuliskan betapa banyak rasa terimakasih saya yang keluar dari dalam hati. Sekali lagi sungguh terimakasih. Sekian. Selamat malam.
0.34
Langit senja, Yogyakarta
06/08/2013



 

SKETSA TANPA RUPA Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger