Minggu, 01 September 2013

Biodata Cinta

Jadi siang itu di sela-sela pelajaran bahasa Indonesia Tono menawari kami beberapa lembar kertas berisi biodata. Tepatnya menawari Azizah, Rey dan aku. Tempat duduk Tono dan Rey saat itu masih di belakang mejaku. Maka demi memerhatikan penawarannya aku dan Azizah menoleh ke belakang dan mendengarkan dia berorasi layaknya seles sedang menewarkan produk dagangannya.
"Aku punya biodata lho, kalian mau ngisi nggak?" katanya riang sambil memamerkan kertas ditangannya kepada kami bertiga.
"Apa tuh?" bingung aku bertanya.
"Ini biodata cinta. Kalian pada ngisi ya?" bujuknya pada kami.
Aku memerhatikan kertas itu dengan rinci, kuraih satu lembar dari tangannya. Kemudian membaca tulisan disana. Dan betapa kagetnya aku karena-sumpah-isi biodata itu benar-benar sukses membuatku ngakak terpingkal-pingkal.
"Ahahaha, apaaan nih?" aku mulai bertanya, "masa ada pertanyaan jumlah mantan pacar, nama pacar siapa terus sama orang yang disukai siapa sih? haha, nggak mutu banget biodatamu!" aku masih tertawa, Tono mengeryitkan dahinya.
"Heh, jangan ngeledek ya! Itu biodata bagus tau! Kamu isi deh, kalian juga. Ya?"
Aku masih sibuk mengamati biodata itu sambil geleng-geleng kepala sendiri. Selain pertanyaan-pertanyaannya yang absurd, biodata itu juga terkesan lucu sekaligus nggak nguatin. Selanjutnya pandanganku beralih pada dua orang yang daritadi mendengarkan instruksi Tono dengan takzim. Kulihat wajah mereka berseri-seri, terlihat sekali kalo mereka memang sangat antusias mengisi biodata itu. Dasar!
"Nih! Isi ya!" Tono mulai membagikan kertas itu pada kami.
Sekilas kulirik Azizah yang langsung mengambil bolpoint begitu biodata itu dibagikan.
"Serius mau kamu isi Zah?"
"Iya dong."
Pandanganku kuedarkan lagi ke arah Rey. Dia nampaknya juga tengah asyik dengan biodata ditangannya. Ya ampun, kesambet apa sih mereka?
Mereka sudah mulai mengisi tiap-tiap pertanyaan dari biodata itu ketika aku masih dengan santainya melirik iseng ke arah jawaban mereka dan belum mengisi apa-apa.
"Zah serius kamu mau ngisi kalo yang kamu suka itu Rey?" aku berbisik-bisik kearahnya. Azizah nyengir entah apa maksudnya. Aku lupa apa yang dia isi disana untuk pertanyaan siapa orang yang kamu sukai dari biodata itu. Tapi yang jelas, tangannya masih terus bergerak menuliskan isi dari tiap-tiap pertanyaan.
Berhubung biodata ditanganku masih kosong dan Tono si empunya biodata terus-menerus memaksaku untuk mengisi biodata itu maka aku menyerah. Terlintas ide cemerlang dipikiranku. Oke, bukannya dia tadi bilang disuruh ngisi sejujur-jujurnya dan setahu-tahunya? Berhubung aku nggak tahu mau kuisi apa biodata itu jadi aku memutuskan untuk nggak menjawab satu buah pertanyaanpun yang ada. Nehi!
Dengan cepat aku mengisi biodata itu dengan menuliskan tanda setrip untuk setiap jawabannya. Intinya aku nggak menjawab apa-apa, cuma kutulis tanda setrip. Iya tanda setrip. Karena nggak tau kenapa, sejak awal tadi firasatku sudah nggak enak.
Tono mengomandoi kami untuk segara mengumpulkan biodata itu. Tiba giliranku wajahnya cemberut.
"Lho, kok kosong sih Sin? Kan aku minta diisi!"
"Hahaha, nggak ah! Aku bingung mau ngisi apa. Tanda setrip aja ya!"
Wajahnya masih cemberut tapi akhirnya bilang juga, "Yaudah deh sini, kalo nggak mau kamu isi biar aku aja yang isi!"
Aku terkekeh. Tono segera mengambil bolpoint dan mengisi biodata itu. Aku benar-benar heran, kayaknya tiga orang yang mengitariku ini benar-benar lagi kesambet makhluk aneh entah dari atmosfer mana.


Dan ternyata firasatku terbukti. Nggak berselang lama saat Tono tengah mengisi biodata itu, kudengar suara Bu Rub memanggil kami.
"Kalian sedang apa? Itu kertas apa yang kalian bawa?"
Deg! kami bertiga panik. Salah sendiri pas jam pelajaran gini masih sempat-sempatnya melakukan kekonyolan seperti ini. Astaga!
Kami cuma bisa pasrah saat Bu Rub akhirnya berjalan dan mendekati meja kami. Tangannya menyamber biodata-biodata yang telah terisi tadi dari atas meja. Tono kelihatan pucat, Rey dan Azizah apalagi. Gimana nggak? Mereka kan sudah mengisi biodata-biodata itu?
Bu Rub tercenung beberapa saat ketika memandangi kertas itu.
"Biodata Cinta!" entah memang disengaja atau tidak, beliau membaca judul biodata itu dengan suara keras. Sehingga teman-teman kami yang lain bisa mendengarnya. Reaksi yang mereka berikan  nggak lain dan nggak bukan adalah tawa riuh cekikian.
Aku nggak bisa menjelaskan gimana gondoknya Tono dan kedua makhluk polos itu. Wajah mereka bertiga sudah merah meriah mirip kepiting rebus dihinggapi rasa malu dan menyesal karena telah mengisi biodatanya.
 Fiyuuuuhhh. Tuhan terimakasiiih! Bersyukur sekali lagi karena akhirnya-meski ikut terlibat-aku selamat. Coba kalo tadi aku mengisi biodata itu dan bukan Tono yang gantian mengisinya? Pasti jawabanku tadi akan terbaca oleh Bu Rub dan bisa jadi teman-temanku yang lainnya.
Melihat wajah mereka yang memelas begitu aku merasa iba sekaligus menahan tawa. Hahaha, lagian siapa suruh mengisi biodata super nggak penting itu?
Beruntung, karena Bu Rub hanya membaca judul biodata itu dan bukan data didalamnya. Tapi meski begitu, tetap saja biodata-biodata itu akhirnya disita juga. Kami berempat saling beradu pandang nyaris tak percaya begitu melihat Bu Rub berlalu sambil membawa tiga lembar biodata itu.
Kali ini cuma mereka bertiga yang saling bertatapan dengan mimik muka memelas. Saling menatap-menunduk-menatap-menunduk lagi. Begitu seterusnya. Kuperhatikan ekspresi Azizah dan Rey yang kompak memandangi Tono dengan muka jengkel. Haha, maklum saja biang keroknya kan si Tono? Coba kalo dia nggak bikin biodata itu dan membujuk kami untuk mengisi, pasti nggak akan seperti ini. Tapi tunggu! Salah sendiri mereka berdua mengiyakan bujukannya? Hahaha. Kupandangi lagi mereka satu persatu.
"Tuh kan aku bilang juga apa? Untung punyaku nggak kuisi. Jadi aku aman! Horeeee!" aku berujar penuh kemenangan. Mendengar kalimatku mereka bertiga melengos. Mungkin jengkel karena disaat-saat seperti itu justru cuma aku yang masuk ke zona aman. Dan mungkin juga menyesal karena seharusnya mereka mau mendengar nasehatku sedikit agar berpikir dua kali untuk mengisi biodata supernggakjelas itu.
Hahaha, Aku bahkan tertawa lagi mengingat kejadian itu saat ini. Konyol! Aku jahat ya? Gimana nggak ngakak, kalian konyol begitu! *sigh
21.29 WIB
Langit Senja :D








 

SKETSA TANPA RUPA Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger