Rabu, 23 April 2014

Terimakasih

Pak Rudi, guru seni rupa saya mengumumkan. Ada dua anak yang gambarnya harus diulang. Saya termasuk dari salah satunya. Mendengar nama saya disebut, kontan saya menarik napas, terdengar berat dan melelahkan. Harus berapa kali lagi Pak?

Oke, saya mengaku salah. Menyepelekan tugas dan tidak pernah serius ketika beliau menjelaskan teknik-teknik dasar menggambar dan melukis. Malah sering asyik dengan novel di tangan dan menjelajahi alam mimpi saat beliau berorasi memberi materi. Sorry Pak!

 "Tugas kelapa kamu kenapa belum dikumpul?"
"Itu Pak, anu, soalnya yang kemarin belum dinilai."
"Kok bisa belum dinilai?"
"Soalnya tekniknya salah Pak."
"Terus, udah kamu perbaiki belum?"
"Belum Pak!"
"Kapan mau memperbaiki?"
"Jumat?"
"Nggak bisa."
"Kamis?"
"Ya kamis, sebelum jam 9.15, saya tunggu di meja saya."

Saya cuma bisa mengangguk. Menghela napas pasrah. Bagi sebagian orang, menggambar itu mudah. Tetapi bagi saya, yang notabene cuma hobi menikmati karya-karya seni orang lain sambil melongo penuh kekaguman karena menyadari karya saya nggak bisa sebagus itu, itu susahnya minta ampun. Sumpah.
Jangan tanya apa yang bisa saya gambar, karena jawabannya cuma abstrak. HAHAHA.

Seperti bisa membaca raut muka kekhawatiran di wajah saya, disamping saya Arta berkata,
"Kamu nanti pulang ambil piring, pewarna, sama kuas bawa ke sekolah. Nanti tak bantuin."
Mendengar itu, hati saya sontak dipenuhi kupu-kupu. HAHAHA.
Setelahnya, tak berselang lama dari itu, teman saya yang lain menoleh.
"Tak bantuin," itu suara Ambar, yang tadi saya tatap dengan cengiran lebar begitu mendengar kalimatnya.
Ada lagi si Nur, yang juga mengatakan kalimat yang sama. Intinya mereka semua mau membantu saya, temannya yang paling males dan paling berantakan kalau soal urusan tugas seni rupa ini. HAHAHA.

Jadi intinya saya mau bilang terimakasih. Buat Arta yang udah mau dibikin repot menggambarkan sketsa di buku gambar saya dan mewarnainya sebagian. Buat Annisa Nur yang turut mewarnai sisa bagian yang tadinya coba mau saya rampungkan sendiri tetapi jadinya malah belepotan. Buat Ambar yang nggak pelit dipinjemi laptop dan berbaik hati menawarkan ide ngeprint di tempatnya yang lebih ekonomis. Lintang, untuk copyan gambar kelapanya yang saya rekrut. Silvi, karena tanpa pinjaman motornya saya nggak bisa pulang cepet buat ngambil peralatan. HAHAHA
Juga buat teman-teman yang tadi ikut nungguin di kursi taman sambil ngeliatin gimana akhirnya tugas itu bisa kelar. Pokoknya terimakasih banyak!

  Guys! You even truly how i feel so thankful because you were here to help me! Withouth you all, maybe i can't show my value to Mr. Rudi tomorrow morning. Thank you so muchhoo!

23/04/2014
22:04
Langit Senja
Yogyakarta

Kamis, 17 April 2014

Pekat

Malam ini
pada langit yang pucat pasi
purnama bertakhta megah
Dikungkung pekat mega
Dihiasi konstelasi bintang

Dan hei
tahukah apa yang lebih mencengangkan
selain pijar cahaya
juga manik bundarnya?

Benar
sorot matamu saat menghalau seluruh pekat malam ini. Bu
16/04/2014
00:00
Langit Senja
Yogyakarta

Jumat, 11 April 2014

UN (Ujian Nasib)

Halooooo. Sekali-kali gue mau posting pake bahasa nonbaku ah, ber gue-elu gitu, biar nggak dikira puitis melulu *tsaaaah. Jadi gini, besok Senin udah UN aja kan ye? Heran. Cepet bener. Kayaknya baru kemarin siang gue punya kakak kelas. Sekarang udah mau lulus aje, ninggalin kite-kite. Awkey, back to topic.
Menurut kalian apa yang pertama kali terbersit di pikiran kalian saat mendengar kata 'UN'? Serem? Bikin pusing? Bikin deg-degan? Soal hidup mati? Oke gue tau opsi yang terakhir itu alay tingkat tinggi. Hahaha.
Menurut gue? Kalau gue boleh bilang sih UN itu singkatannya Ujian Nasib (terlepas kepanjangan dari UN itu sendiri adalah Ujian Nasional). Ya, ujian nasib doang. Nggak lebih. Nggak kurang. Makanya jangan terlalu tegang, jangan terlalu dipikir berat, santai aja.
Ibaratnya, UN adalah ujian nasib yang menentukan "lulus" "tidak"nya seorang pelajar. Itu benar. Tapi hei! Nasib itu jelas beda sekali sama takdir. Beda. Beda jauuuh. Jaaauuuhh sekali. Karena nasib itu bisa diubah dan ditentukan oleh diri kita sendiri, tapi takdir sebelum kita lahir memang sudah ditentukan dari sana-Nya (kritik gue kalau pendapat gue salah).
Dan itu berarti hasil ujian nasib yang kita jalani tergantung dari diri kita sendiri. Kerja keras, kerja keras, usaha, usaha, berdoa, berdoa dan berdoa. Bukankah hasil selalu berbanding lurus dengan usaha?
Jadi, buat apa takut? Buat apa deg-degan? Kalau kita sejauh ini sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan matang, sudah usaha dengan giat dan sungguh-sungguh (man jadda wa jadda, siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan berhasil), dan berdoa kepadaNya agar dilancarkan segala sesuatunya, maka tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi.
Jangan takut. Jangan takut. Jangan takut.Ujian nasioanal mah nggak ada apa-apanya dibanding ujian hidup.Tuhanmu lebih besar dari soal-soal itu. Bukannya gitu ?
Berhubung jumat sampai minggu adalah hari tenang, jadi jangan sia-siakan waktu 72 jam itu. Kini bukan saatnya lagi kamu berkutik dengan soal-soal, yang harus kamu lakukan adalah merefresh isi pikiran. Kondisikan hati setenang mungkin, dan pikiran sesantai mungkin. Istirahatlah. Biar besok pas hari H, kamu punya cukup stamina untuk bertempur. Pergi berwisata juga bisa dijadiakan alternatif pilihan yang baik, untuk kalian yang ingin menghilangkan penat dari rutinitas selepas Tryout dan les tambahan lainnya. Oke, itu aja yang mau gue sampaikan. Selamat menempuh UN untuk anak-anak kelas 3 SMA/SMK dan sederajat. Semoga diberikan kelancaran dan kesuksesan. Good Luck!

 

SKETSA TANPA RUPA Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger