Selasa, 03 April 2018

Kenapa Kamu Menyukaiku?


“Kenapa kamu menyukaiku?” kutanya.

“Karena kamu berbeda,” ia menjawab.

“Dari sisi mana kaulihat?”

“Dari caramu memperlakukanku dengan cara yang berbeda dari orang-orang kebanyakan.”

“Kamu hanya tidak tahu aku melakukannya pada semua orang,” kujawab.

“Kalau begitu karena kamu unik,” ujarnya lagi,

“Darimana kamu menilai?”

“Dari tiap sisi dirimu yang tidak kutemukan pada diri orang lain,”

“Itu karena semua orang tidak mungkin punya ciri yang sama, semua orang unik karena mereka berbeda.”

“Mungkin ini adalah alasanku yang terakhir, aku menyukaimu karena kamu baik.”

“Apa yang membuatmu mengatakan itu?”

“Dari caramu menolongku saat aku sedang butuh bantuan.”

“Kamu tidak menyukaiku, kamu hanya sedang merasa berhutang budi.”

Dia diam. Menatapku, lamat sekali. Mencari pembenaran atas pernyataannya.

“Lalu harus kujawab apa, supaya kamu percaya?”

Aku menggeleng, “Tidak perlu kaujawab,”          

“Tapi kamu bertanya,”

“Dan kamu merasa perlu untuk mengatakan jawabannya?”

“Karena aku hanya ingin mengutarakan semuanya,”

 “Mengutarakan apa?”

“Bahwa aku menyukaimu,”

“Kamu tidak menyukaiku,”

“Darimana kamu menyimpulkan?”

“Dari caramu menjawab pertanyaan-pertanyaanku barusan,”

“Memang bagaimana seharusnya?”

“Kamu hanya akan diam.”

“Apa maksudmu?”

“Iya, kamu hanya akan diam sebab kamu tidak akan menemukan jawabannya. Aku hanya ingin percaya jika kamu benar-benar menyukai seseorang, kamu tidak akan sibuk merangkai alasan-alasan yang membuatmu menyukainya. Kalau perasanmu tulus sungguhan, bagaimana pun dirinya, kamu tetap akan menyukainya. Tidak peduli apakah ia berbeda, apakah ia unik, apakah ia baik dan lainnya. Kamu seharusnya tidak menemukan jawaban apa pun atas pertanyaan yang kulontarkan padamu. Sesederhana itu.”

“Aku menyesal,”

“Untuk apa?”

“Karena telah menjawab pertanyaanmu,”

“Tidak perlu,”

Aku mengamatinya. Ada raut menyesal di wajahnya.

Kemudian sebelum pernyataan itu berlanjut lagi aku segera berkata,

“Pergilah, temukan orang lain. Yang bisa membuatmu jatuh cinta tanpa kauharus sibuk menjelaskan banyak hal kenapa kaubisa menyukainya.”

Aku berdiri.

Tersenyum menatapnya sekali lagi.

Melambaikan tangan ke arahnya.

Bergegas pergi.


  
               
               
Malang, 3/04/18
22:22 WIB
Sinta IF

0 komentar:

 

SKETSA TANPA RUPA Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger