Selasa, 02 Mei 2017

Memangnya Kenapa Kalau Sendiri?


                Saya sedang menulis ini sambil ditemani secangir moccacino di warung kopi dekat kos-kosan. Free wifi, apa lagi? Iya saya sendiri. Aneh? Kelihatan ngenes banget ya?
                Padahal nggak juga.
                Saya sudah terbiasa kemana-mana sendirian.
                Satu-satunya alasan kenapa saya betah berlama-lama ngopi sendiri adalah faktor kebebasan. Saya bebas tidak melakukan apa pun, selain menatap layar laptop dan memikirkan hal-hal yang membuat saya merasa perlu menuliskannya. Benar-benar memusatkan pikiran saya dengan sesuatu yang ada di depan saya.
Iya saya tahu, nongkrong rame-rame bareng temen-temen tentu jauh lebih asik. Tapi terkadang, setiap orang itu butuh waktu untuk dirinya sendiri. Ada saat dimana saya hangout bersama teman-teman saya, tapi tentu saja motifnya berbeda. Kalau saya pergi ngumpul-ngumpul sama teman-teman, itu murni karena kebutuhan bersosialisasi setiap orang. Hey, walaupun kita bisa melakukan semuanya sendirian, bukan berarti lantas kita nggak membutuhkan orang lain kan?
                Saya deskribsikan suasana di warung kopi ini ya. Baik, ada sembilan orang laki-laki di sini. Saya satu-satunya perempuan. Duduk di salah satu sudut ruangan, yang bangku di depan dan belakangnya tidak terisi. Satu orang perempuan lagi, sudah berlalu entah beberapa menit yang lalu bersama pacarnya.
                Tadi waktu saya datang ke sini, hanya ada tiga orang pengunjung. Tiga puluh menit berselang, tanpa sadar saya mengarahkan pandangan pada meja-meja di sebelah saya, ternyata sudah terisi semua. Mereka datang bergerombol. Membentuk dua perkumpulan meja yang berbeda.
                Saya yakin mereka pasti terheran-heran. Kenapa ada perempuan macam saya yang malam-malam nongkrong sendirian di warung kopi. Terlihat asik mengetik dan seolah tidak peduli dengan tatapan ‘aneh’ yang menyorotnya bertubi-tubi. Tapi serius, saya bodo amat mereka mau mikir gimana. Niat paling mulia saya datang ke sini karena memang mau cari wifi. Nggak lebih.  Haha.
                Lagian spot warkop ini cozy, wifinya lancar jaya, dan cuma lima menit dari kosan kalau naik motor, sepuluh menit kalau jalan. Sudah ya cukup, saya bukan lagi promosi.
                Intinya adalah, saya harus terus membiasakan diri untuk sendiri. Saya tidak mau menggantungkan kebahagiaan saya pada orang lain. Mr Bean, adalah salah satu inspirator saya, laki-laki yang belagak idiot padahal otaknya jenius tingkat Zeus itu mengajarkan pada saya bahwa kita tidak butuh orang lain untuk bahagia. Karena bahagia itu murni tanggungjawab kita sendiri. Bukan orang lain. Sesederhana itu.
                Sampai di bagian ini, saya masih  belum mau beranjak dari meja saya. Masih jam sembilan. Satu jam lagi mencapai batasan jam malam. Iya kosan saya ada jam malamnya memang. Jam duadua, gerbangnya di kunci. Tapi toh setiap anak diberi kunci ganda, jadi ya sama saja. Mau jam berapa pun saya pulang, saya tetap bisa masuk.
                Saya mau menulis kesimpulan untuk tulisan saya yang sebenarnya nggak ‘bacaable’ ini. Bahwa sebanyak apa pun teman yang kita punya, sebaik apa pun orang lain memperlakukan kita, jangan pernah menggantungkan harapan apa pun pada mereka, meski cuma setitik.
                Dan untuk kalian, khususnya para perempuan, ayo jadi tangguh! Jangan kemana-mana harus ditemani. Sekali-kali, coba berani keluar sendiri. Kalian akan menemukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah kalian duga-duga.
                Karena faktanya, kalau kita terbiasa ditemani oleh seseorang untuk melakukan sesuatu, sekali kita melakukannya sendirian tanpa di temani orang itu,          maka apa yang kalian lakukan menjadi kurang berarti.
                Kalau ada yang bilang “kasihan ya kemana-mana sendiri.” Ketawain aja. Saya justru lebih kasian sama yang nggak berani sendiri kemana-kemana.
 
                Malang,

                02/05/2017
                21:22 WIB

               
 Image result for girl in coffee shop alone tumblr
               
                pict by tumblr
               
               

0 komentar:

 

SKETSA TANPA RUPA Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger