tentang hari Jumat yang berkabung
langit membungkus kota kami
dengan gerimis abu yang mengepung
Gelap
Pekat
Pukul enam pagi
seperti dini hari
hingga tak ada celah
meski sejengkah
bagi sinar fajar yang biasanya datang
memberi hangat pada kami
tapi lupa kami syukuri
Pagi ini, Tuhan
tentang hari Jumat yang merengut
gugusan abu menjatuhi tanah kami satu-satu
erupsi gunung kelud
Pagi pukul setengah tujuh
seperti malam pukul sepuluh
tidak ada kristal bening itu lagi
di kaca jendela kami
yang hadirnya memberi kesejukan
tapi kami seringkali lupa, tidak memerhatikan
butir embun yang membasahi dedaunan
menghilang
tergantikan dengan butir abu
yang meradang
Apa beda embun dengan abu?
Embun adalah apa-apa yang sempat kami lupa
di bulirnya yang memberi sejuk pada tanaman-tanaman kami
tapi lupa kami syukuri
Dan Abu,
adalah apa-apa yang kami rutuki
tentang sesak yang melanda
tentang pagi yang tak juga terang
tentang kota yang pucat pasi
tentang segala keluh yang membuat kami angkuh
Maafkan kami karena kami alpa
Dan, nikmatMu yang mana lagi kah yang kami dustakan?
Maafkan kami karena kami lupa caranya bersyukur
Dan, nikmatMu yang mana lagi kah yang kami dustakan?
Karena dengan begini kami baru akan mengerti
Ketika hanya ada abu yang kami lihat di jendela kami pagi ini, kami baru akan mensyukuri kehadiran embun yang menyejukkan kami setiap pagi.
5.30 WIB
Jumat 14/02/2014
diantara langit gelap
dan hujan abu yang menyekap
Langit Senja
Yogkarta
1 komentar:
Dan jangan lupa, tentang hujan yang paling dinanti ketika abu tiba :)
Posting Komentar