Kamis, 13 Februari 2014

Beda Embun dengan Abu

Pagi ini, Tuhan
tentang hari Jumat yang berkabung
langit membungkus kota kami
dengan gerimis abu yang mengepung

Gelap

Pekat

Pukul enam pagi
seperti dini hari

hingga tak ada celah
meski sejengkah
bagi sinar fajar yang biasanya datang
memberi hangat pada kami
tapi lupa kami syukuri

Pagi ini, Tuhan
tentang hari Jumat yang merengut
gugusan abu menjatuhi tanah kami satu-satu
erupsi gunung kelud

Pagi pukul setengah tujuh
seperti malam pukul sepuluh
tidak ada kristal bening itu lagi
di kaca jendela kami
yang hadirnya memberi kesejukan
tapi kami seringkali lupa, tidak memerhatikan



butir embun yang membasahi dedaunan

menghilang
tergantikan dengan butir abu
yang meradang

 Apa beda embun dengan abu?

Embun adalah apa-apa yang sempat kami lupa
di bulirnya yang memberi sejuk pada tanaman-tanaman kami
tapi lupa kami syukuri

Dan Abu,
adalah apa-apa yang kami rutuki
tentang sesak yang melanda
tentang pagi yang tak juga terang
tentang kota yang pucat pasi
tentang segala keluh yang membuat kami angkuh

Maafkan kami karena kami alpa

Dan, nikmatMu yang mana lagi kah yang kami dustakan?

Maafkan kami karena kami lupa caranya bersyukur

Dan, nikmatMu yang mana lagi kah yang kami dustakan?


Karena dengan begini kami baru akan mengerti

Ketika hanya ada abu yang kami lihat di jendela kami pagi ini, kami baru akan mensyukuri kehadiran embun yang menyejukkan kami setiap pagi.




 5.30 WIB
Jumat 14/02/2014
diantara langit gelap
dan hujan abu yang menyekap 
Langit Senja
Yogkarta




1 komentar:

Erliza Cikal Arthalina mengatakan...

Dan jangan lupa, tentang hujan yang paling dinanti ketika abu tiba :)

 

SKETSA TANPA RUPA Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger