7x24 jam? Sinting.
Jumat, 15 April 2016
Lima Milyar Sekian Juta Milisekon
7x24 jam? Sinting.
Selasa, 05 April 2016
Aku Tidak Serumit yang Kamu Pikirkan
Aku melakukan semuanya semauku, sebebasku. Aku suka ngopi dan tidur pagi-pagi. Aku beraktivitas saat semua manusia sedang sibuk bermimpi. Aku tidak suka memasak, tidak rajin bebersih dan rutinitas mencuciku bisa dihitung menggunakan jari.
Aku suka jalan-jalan dan sendirian. Aku menyukai banyak hal yang boleh jadi dibenci banyak orang. Bisa saja, kamu salah satunya.
Dan kalau pada akhirnya kamu disuruh memilih, masihkah kamu mau dengan perempuan sepertiku?
Kota Kembang
SIF
Akan Datang Seseorang dalam Hidupmu
Sekuat apa pun kau menolak, sekeras apa pun kau menyanggah, secerdik apa pun kau menyembunyikan kunci, daya magisnya tetap akan berhasil membuat sisi kebekuanmu luruh.
Sehingga tanpa terpaksa kau memberinya izin, menyanggupi permintaannya tanpa syarat.
Nanti, jika tiba waktu dimana kamu ditemukan olehnya. Maka ketahuilah, saat itu semesta sedang membayar lunas luka hatimu dengan bahagia yang berlipat ganda.
pada dini hari yang sunyi
SIF
Minggu, 03 April 2016
Sepucuk Doa Mbah Sar
Jumat, 01 April 2016
Dear 3.am
Aku ini nocturnal.
Kamu tidur, aku bangun.
Kamu bangun, aku baru tidur.
Gitu terus berhari-hari. Rutinitas yang seolah sudah mendarah daging.
Aku bukan nggak berusaha tidur tepat waktu. Nyatanya tidak hanya sekali, di bawah jam 12 aku mematikan ponsel, lampu, dan komputer jinjing lalu memutuskan tidur.
Dua jam berbaring di tempat tidur dengan mata terpejam tapi pikiran kemana-mana. Bisa jadi ini yang disebut insomnia.
Jadi aku tidak sepenuhnya tidur sebenarnya meski memejam lama. Maka lebih banyak misiku untuk tidur lebih awal itu gagal total.
Di atas jam dua belas, aku lebih sering beranjak dari tempat tidur. Mengulang aktivitas malamku lagi.
Kupikir lebih baik begini. Karena serius, merem lama tapi nggak tidur-tidur juga itu bikin capek, nguras tenaga.
Lebih baik tetap terjaga sambil nunggu wangsit ngantuk itu datang sendiri.
Ngapain aja?
Ya nggak ngapa-ngapain.
Lebih sering corat-coret, ngutak-atik sosmed, atau keseloan lain yang awam dilakukan orang-orang. Bedanya mereka lebih banyak melakukan itu saat siang, aku malam.
Kapan insyaf jadi kalong?
Nggak tahu.
Belum dapat ilham.
Memang enak?
Wah enggak. Kamu bersyukur saja kalau masih bisa tidur nyenyak dan teratur.
Apa kabar badan kamu?
Semacam mendzolimi diri sendiri sebenarnya. Tapi nggak apa-apa. Badanku sudah kebal. Sudah terbiasa.
Pengen nggak berhenti dari rutinitas begadang saban hari?
Jangan ditanya. Aku setuju benar dengan Bang Rhoma. Begadang boleh saja, asal ada perlunya. Yang berlebihan memang nggak baik.
2/04/16
1:44 am
Rabu, 23 Maret 2016
Tanda Tanya yang Selalu Bergerak Konstan
Tidak tahu karena pasal apa, kamu begitu saja datang. Mengetuk duniaku. Masuk ke dalamnya, menjadi bagian penting dalam skenario milikku.
Dari awal, ingin rasanya kuhindari segalamu. Aku enggan membuka duniaku pada siapa pun. Kamu tahu sejak dulu, kepalaku bahkan lebih keras dari batu, sikapku lebih dingin dari gunung es di kutub, atau apa pun itu namanya-yang jelas aku berani bertaruh-bahwa untuk menaklukan itu semua, kamu tidak akan pernah sanggup.
Nyatanya, kamu masih tetap berdiri di sana hingga sekarang. Mengulurkan tangan, meski setengah mati aku menolaknya habis-habisan.
Aku malas bercerita apa pun soal masa lalu. Atau sisi lain dari diriku yang tidak pernah kuceritakan pada siapa pun. Termasuk kamu.
Tapi ajaibnya, kamu mengerti dengan sendirinya tanpa harus kuceritakan banyak hal. Kamu adalah satu dari sebagian kecil yang mengerti. Yang paham dari sekian banyak yang mengabaikan. Dan terimakasih sudah begitu peduli dengan repot-repot mengarungi seluk beluk dan riweh hidupku.
Aku harus bilang, bahwa aku tidak punya kekuatan besar untuk memaksamu agar tetap berdiri di tempat yang sama seperti sekarang kamu berada.
Namun, boleh kan aku bilang jujur untuk satu hal ini?
Aku takut kamu menghilang.
Jadi, jangan pergi.
12/08/15
Langit Senja
Yogyakarta
Minggu, 20 Maret 2016
Aku Iri
Kamu Pasti Pernah Jatuh Cinta
Selasa, 16 Februari 2016
Kamu Indah
Bagaiamana rasanya ketika terbangun dari tidur, pada jendelamu kautemukan sepotong senja mengembara?
Bahwa langitnya indah, lalu kamu dibuat takjub terkesiama. Dan ia membuatmu mengerti; apa itu proyeksi.
Kamu pernahkah mendengar satu kejujuran kecil saja ,yang mungkin belum pernah kaudengar sebelumnya?
Bahwa kamu, bahkan lebih indah dari pantulan warna-warna memesona itu, lebih indah dari spektrum-spektrum warna pada pelangi.
Kamu jauh lebih membuatku takjub berkali-kali lipat, karena seluruhnya dirimu menakjubkan melebihi dari yang sanggup aku bayangkan.
Lihatlah, ketika senja dengan warnanya bisa lenyap dimakan almanak setiap petangnya.
Tapi warna pada pesona wujudmu, tidak. Masih nampak.
Ia masih menyeruak muncul, rapi berkeliaran dan kurekam dalam memori.
Dan lihatlah ketika selepas hujan, jembatan warna-warni pada semesta yang sering kausebut pelangi mengangkasa dengan begitu indahnya.
Lalu pada detik berikutnya, begitu matahari muncul dari balik mega-mega, keindahan itu menguap.
Tapi seseorang istimewa pada semesta yang sering kusebut kamu, tidak. Masih nampak.
Ia masih mengendap kuat, kokoh bersemayam dan kuabadikan dalam sepotong hati.
Maka, tidakkah kautahu bahwa dirimu jauh lebih indah dari apa yang sebelumnya kamu tahu?
Tidakkah kamu mengerti, bahwa pada sebagian hati kamu adalah alasan bagi jiwa yang kuat untuk tetap tersenyum setiap hari?
Mungkin bagimu, hidupmu biasa-biasa saja. Tapi bagi orang lain kamulah kehidupannya.
Jadi mengertilah, kamu indah.
Senin, 25 Januari 2016
Janji yang Belum Terealisasi
Saya sudah berhenti menulis apa pun di blog ini sejak beberapa bulan yang lalu. Karena tiiba-tiba, saya merasa berada di titik dimana lebih baik saya berhenti menuliskan apa saja. Saya seperti kehilangan hasrat untuk menulis tentang apa pun setahun belakangan ini, entah itu fiksi atau pengalaman pribadi.
Naif kalau saya bilang saya tidak lagi menggemari hobi menulis. Karena bagi saya, menulis itu bagian hidup saya. Hanya saja, entahlah. Saya tidak tahu harus bagaimana memulainya. Meski kadang membaca ulang postingan-postingan di blog ini membuat dada saya terasa sesak.
Lihatlah, betapa dulu saya sering sekali mengisi blog ini setidaknya seminggu tiga kali. Bahkan pernah memposting banyak cerita dalam waktu berdekatan secara berulang-ulang, rutinitas yang seolah tanpa beban. Tapi sekarang, saya seperti kehilangan kata-kata, menggigit jari, mengolok diri sendiri, "kenapa sekarang jadi menurun drastis seperti ini?"
Tapi, saya tidak boleh egois. Masih banyak janji saya yang belum terpenuhi. Menuliskan nama-nama orang yang telah berjasa atas karya saya dalam selembar kertas di halaman sebuah buku yang terjilid rapi. Membuat orang-orang tersenyum begitu membaca nama mereka tertulis di buku saya. Well, impian yang sebenarnya sederhana. Namun merealisasikannya tentu membutuhkan banyak usaha.
Jadi, hari ini setidaknya kepada diri saya sendiri saya berjanji akan lebih banyak menulis. Lebih banyak lagi merangkai kata. Lebih banyak menyisihkan waktu demi impian yang sejak dulu hanya akan menjadi 'ingin' jika saya tidak pernah memulainya. Saya tidak lagi peduli apakah kelak tulisan saya akan di baca atau terabaikan begitu saja. Karena saya menulis untuk diri saya sendiri. Dan itu sudah lebih dari cukup.
So, here im.
Setelah ini, akan lebih banyak cerita yang terposting.
Terimakasih untuk kalian yang masih dengan sedia membaca blog saya barang sekali dua kali.
Sampai jumpa kembali di dunia fiksi.
Sinta IF
25 Januari '15
Yogyakarta